Kekecewaan masyarakat atas pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah yang meloloskan mekanisme pilkada dipilih oleh DPRD masih terus mengalir hingga saat ini. Selain partai yang pernah bergabung dalam Koalisi Merah Putih, Partai Demokrat (PD) juga turut menjadi sasaran akibat drama walkout-nya di pentas politik.
Menurut keterangan dari salah satu anggota fraksi Demokrat, yakni Ruhut Sitompul. Bahwa walkout PD dalam sidang paripurna merupakan perintah dari Presiden Bambang Susilo Yudyohono. "Dapat SMS dari Max Sopacua sama Ibu Nurhayati, ya sudah. Dari SBY, ya sudah. (Mau lakukan) apa lagi?" jelas Juru Bicara PD ini di Kompleks Parlemen (26/9).
Sebelumnya PD mendukung RUU Pilkada yang langsung oleh rakyat dengan menyertakan 10 syarat. Pada saat sidang paripurna berlangsung, PD menganggap bahwa terdapat satu syarat yang tidak diakomodasi dalam RUU Pilkada,yakni ketentuan mengenai keputusan lulus atau tidak lulus calon kepala daerah setelah uji publik. Oleh sebab itu, PD memilih walkout. Inilah yang dianggap memicu kalahnya suara fraksi yang mendukung pilkada langsung.
Atas aksi ini, sebutan pecundang kemudian disematkan kepada partai pimpinan SBY ini. Media Sosial Twitter turut menjadi bukti kekecewaan rakyat. Tagar #ShameOnYouSBY kemudian menjadi trending topic dunia. Selain itu, banyak twitt yang turut me-mention akun SBY @SBYudyohono. Kemunculan tagar ini di mulai ramai linimasa Twitter di Indonesia sejak Jumat pagi (26/9) dan masih bertahan di posisi teratas hingga hari ini (27/9).
Dalam akun @ShafiqPonth menuliskan, "Ramainya #ShameOnYouSBY itu bukti suara RAKYAT tidak sama dengan suara Anggota DPR, apalagi suara kepentingan KMP (Koalisi Merah Putih) PKS,PAN, Gerindra, dst."
Akun lainnya @DizyP menulis, "Sifat asli seseorang muncul daat memiliki kekuasaan. Sifat asli suatu partai muncul saat akan kehilangan kekuasaan#ShameOnYouSBY "
"Oh #ShameOnYouSBY RIP (rest in peace) Democracy...welcome Democrazy." Tulis akun @LouisaYunita yang menyebutkan kematian demokrasi di Indonesia. Hingga saat ini, hashtag ini masih terus bermunculan dan menyuarakan kekecewaan warga Indonesia melalui Twitter.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more